Laju Reaksi
Laju Reaksi
Reaksi kimia yang
terjadi di sekeliling kita ada
yang berjalan cepat namun ada juga yang lambat. Proses
perkaratan pagar besi
dan atap yang terbuat dari seng berlangsung lama. Proses
pembakaran gas pada kompor gas, bensin pada mobil, dan peristiwa
kebakaran rumah
merupakan proses yang berlangsung sangat cepat. Selain cepat reaksi ini dahsyat
disertai pelepasan panas yang sangat besar.
Cepat atau lambatnya
reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk dapat mengetahui dengan jelas
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi harus dicermati
setiap peristiwa dengan seksama,
Sebelum kita membahas faktor-faktor tersebut harus diketahui lebih dahulu
arti dan konsep dari laju reaksi.
A. Pengertian laju reaksi
Laju reaksi
adalah perubahan jumlah atau perubahan konsentrasi zat (pereaksi dan hasil reaksi)
pada suatu suhu dalam satu satuan waktu.
Secara umum
jika diketahui reaksi : A → B + C
Selama reaksi berlangsung
konsentrasi pereaksi sebelah kiri (A) makin berkurang, sedangkan konsentrasi
hasil reaksi di ruas kanan (B dan C) makin bertambah laju reaksi di atas dapat
kita nyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi A dalam satuan molar detik-1.
Tetapi dapat pula dikatakan laju reaksi sebagai penambahan konsentrasi B dan C.
Perubahan berkurang A menjadi B dan C terlihat pada gambar berikut.
Laju reaksi tidak dapat diukur dengan alat tertentu seperti halnya kita mengukur laju kendaraan. Untuk menentukan laju reaksi dilakukan melalui percobaan penentuan berkurangnya pereaksi dalam selang waktu tertentu. Untuk menentukan laju reaksi secara umum untuk reaksi A → B + C adalah :
Laju reaksi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu luas permukaan sentuhan, suhu, kansentrasi, dan katalisator. Penjelasan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi dapat Anda lihat pada video berikut ini.
1. Konsentrasi
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
Contohnya apabila sepotong logam magnesium ditempatkan dalam tabung reaksi yang berisi larutan HCI mendidih, maka terbentuk gelembung-gelembung gas hidrogen dan magnesium klorida karena bereaksinya logam tersebut dengan asam klorida. Reaksinya:
Mg(s) + HCl(aq)
→ MgCl2(aq) + H2(g)
Bila HCl yang digunakan sangat encer, maka gas hidrogen yang dihasilkan hanya sedikit. Sebaliknya bila konsentrasinya lebih pekat, maka gas hidrogen yang dihasilkan akan banyak sekali dan reaksi akan selesai dalam waktu yang singkat.
Dari peristiwa ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi suatu zat akan meningkatkan laju reaksi.2. Suhu
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Energi aktivasi (Ea). Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain laju reaksi menjadi lebih besar.
3. Luas permukaan sentuhan zat pereaksi
Jika zat-zat yang bereaksi mempunyai ukuran partikel yang kecil (halus), maka laju reaksi yang terjadi akan berlangsung makin cepat. Sebab zat yang mempunyai ukuran partikel lebih kecil (halus) mempunyai luas permukaan lebih besar. Misalnya reaksi antara serbuk kalsium karbonat dengan asam klorida lebih cepat dibandingkan dengan reaksi antara sebongkah kalsium karbonat dengan asam klorida yang konsentrsinya sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut untuk menggambarkan luas permukaan sentuhan yang lebih luas pada partikel yang lebih kecil, karena partikel-partikel kecil tersebut jumlahnya menjadi lebih banyak.
Katalisator adalah
zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar laju
reaksi. Katalis ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan
kimia yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai
kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.
Fungsi katalis adalah
memperbesar laju reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil
energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang
baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi
dapat berlangsung lebih cepat. Pada
gambar berikut ditunjukkan besarnya energi aktivasi pada suatu reaksi. Jika
katalisator menurunkan energi aktivasi, coba buatlah gambar grafiknya
ditambahkan pada gambar yang sudah ada!
Katalis
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu katalis yang sifatnya mempercepat suatu
reaksi disebut katalisator. Sedangkan katalis yang memperlambat suatu reaksi
disebut inhibitor. Secara umum sering kita langsung
menganalogikan bahwa katalis adalah katalisator, yaitu zat yang dapat
mempercepat laju reaksi. Katalis juga dapat dibedakan berdasarkan wujud
pereaksi dan wujud katalisnya menjadi katalis homogen dan heterogen.
a. Katalis homogen
Disebut katalis homogen jika wujud pereaksi
sama dengan wujud katalisnya. Contoh : Gas NO2 digunakan sebagai
katalis dalam reaksi gas SO2 dengan gas O2
b. Katalis heterogen
Disebut katalis heterogen jika wujud
pereaksi tidak sama dengan wujud katalisnya. Contoh : serbuk V2O5
digunakan pada proses pembuatan asam sulfat.
1.
Persamaan Laju
Reaksi
Secara matematis hubungan antara konsentrasi pereaksi dengan laju reaksi dinyatakan dengan persamaan reaksi. Untuk reaksi : A + B → C + D, secara umum laju reaksi dapat dirumus-kan sebagai berikut :
V = k [A] x [B] y
keterangan :
V =
laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
x = orde reaksi terhadap zat A
y =
orde reaksi terhadap zat B
(x +
y) adalah orde reaksi total
[A] dan [B] adalah konsentrasi zat pereaksi.
Orde reaksi
adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi laju reaksi. Penentuan
orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya
dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
Sebagai contoh
suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan
dengan rumus laju reaksi : v = k [A] [B]2.
Persamaan
tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan merupakan
reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah reaksi
orde 3.
Gambar grafik ordo reaksi secara berturutan ordo 1, 2, dan 0 sebagai berikut.
Untuk lebih jelasnya lihat video berikut.
Contoh Soal
Dari reaksi 2NO(g) + Br2(g)
→ 2NOBr(g)
dilakukan percobaan dan
diperoleh data sebagai berikut:
No |
[NO] M |
[Br2]M |
Laju
Reaksi |
1 |
0.1 |
0.1 |
12 |
2 |
0.1 |
0.2 |
24 |
3 |
0.1 |
0.3 |
36 |
4 |
0.2 |
0.1 |
48 |
5 |
0.3 |
0.1 |
108 |
Pertanyaan:
a. Tentukan orde reaksinya !
b. Tentukan harga k (tetapan laju reaksi) !
Jawab:
a. Pertama-tama kita misalkan rumus laju
reaksinya adalah
V = k [NO]x [Br2]y, jadi kita harus mencari nilai x dan y.
Untuk menentukan nilai x maka diambil
data dimana konsentrasi terhadap Br2 tidak berubah, yaitu data (1)
dan (4). Dari
data ini terlihat konsentrasi NO naik 2 kali sedangkan laju reaksinya naik 4
kali maka :
2x = 4
x = 2 (reaksi orde 2 terhadap NO)
Untuk menentukan nilai y maka kita ambil data dimana konsentrasi terhadap NO
tidak berubah yaitu data (1) dan (2). Dari data ini terlihat konsentrasi Br2 naik 2 kali, sedangkan laju reaksinya naik 2 kali, maka
2y = 2,
y = 1 (reaksi orde 1 terhadap
Br2)
Jadi persamaan laju
reaksinya :
V = k [NO]2 [Br2] (reaksi orde 3)
b. Untuk menentukan nilai k cukup kita ambil
salah satu data percobaan saja misalnya data (1), maka:
V = k [NO]2[Br2]
12 M.det-1= k (0.1 M)2(0.1
M)
k = 12 x 103 M-2det-1
Referensi
Komentar
Posting Komentar